Sesungguhnya, banyak di antara kita yang ingin menjadi penulis. Namun, hanya sekian persen dari kita yang dapat mewujudkannya
Kalimat di atas memang menohok, namun memang demikian adanya. Kalimat itu saya baca dalam sebuah naskah handout dalam sebuah workshop kepenulisan yang ditulis oleh Prof. Dr. H. Suwatno, M.Si dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Berikut ini adalah naskah handout Proses Menulis Kreatif yang telah dibahasakan ulang.

Kerapkali ketika ingin menulis, seseorang dihadapkan pada berbagai variabel kendala dan hambatan seperti merasa tidak berbakat menulis, tidak memiliki ide, tidak memiliki waktu, tidak berani menerima kritik, atau bahkan memang tidak suka menulis. Padahal dengan menjadi seorang penulis, seseorang dapat menjadikan gagasan dan pemikirannya tetap dikenang dan terabadikan oleh sejarah. Bahkan, para penulis masyhur zaman dahulu memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perubahan dunia. Melalui buku-buku karya mereka, telah mengubah paradigma atau cara berfikir masyarakat dalam memandang realitas dunia.

Di dalam negeri, kita juga mengenal banyak sosok penulis terkenal. Di bidang sastra, dulu ada tokoh-tokoh seperti HAMKA, Mochtar Lubis, Umar Kayam, Pramoedya Ananto Toer, Gus Mus, Emha Ainun Nadjib, dan masih banyak lagi. Hingga hari ini, profesi penulis adalah salah satu pekerjaan yang sangat dihormati dan dihargai secara sosial. Kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berfikir.

Apa sesungguhnya alasan seseorang mulai menulis?

Jawabnya tentu saja motivasi. Ya Motivasi. Motivasi adalah alasan untuk berbuat. Jika seseorang tidak memiliki alasan (rasional, emosional, sosial atau spiritual) yang kuat untuk menulis, maka kendati ia memiliki bakat dan kemampuan yang cukup untuk menjadi seorang penulis, sampai kapanpun IA TIDAK AKAN MENGHASILKAN SEBUAH KARYA TULIS.

Alasan mengapa seseorang menulis bisa sangat beragam, misalnya:
  1. Orientasi Material, tujuannya mengejar uang, bisa dari royalti, fee pembicara dan semacamnya. Apalagi jika berhasil menulis novel yang sampai diangkat ke layar lebar, tentu pendapatan dari menulis yang diperoleh juga semakin besar,
  2. Orientasi Eksistensial, tujuannya mengejar popularitas dan pengakuan dari masyarakat.
  3. Orientasi Personal, bersifat lebih pribadi dengan tujuan untuk mencurahkan atau mengekspresikan perasaan, pengalaman atau kisah pribadi agar dapat dibaca oleh orang lain.
  4. Orientasi Sosial, tujuannya untuk mempengaruhi atau mengubah cara berpikir masyarakat serta membangun peradaban.
  5. Orientasi Spiritual, tujuannya untuk beribadah dan memperoleh pahala dengan mengajak pembaca melakukan perbuatan baik.
Dalam dunia tulis-menulis, tujuan pragmatis seperti untuk mendapatkan materi atau memburu popularitas merupakan motivasi yang sah-sah saja.

Kegiatan yang perlu dilakukan  untuk bisa menjadi penulis yang baik:


Membaca
Berapa banyak buku dan bahan bacaan lain yang sudah pernah kita baca?
Menurut google's advanced algorithms, jumlah total buku yang terbit ber-ISBN yang ada di seluruh dunia sebanyak 129.864.880 judul. Jumlah tersebut belum termasuk buku-buku tanpa ISBN, E-book, Jurnal, Majalah dan berbagai artikel yang tersebar di internet. Untuk menjadi seorang penulis yang baik, kita perlu membaca banyak buku baik yang bersifat general (umum) maupun spesifik (misalnya sesuai dengan background akademik atau interest pribadi kita)

Berdiskusi
Berapa sering kita mendiskusikan dan merenungkan isi buku yang pernah kita baca? Hal ini penting karena ide dan gagasan seringkali muncul saat kita mendialektikakan bahan bacaan yang kita baca dengan bacaan orang lain atau dengan diri kita sendiri. Bila diperlukan, ada baiknya kita memiliki mentor menulis yang tepat.

Melihat dan Merasakan
Berapa sering kita mengamati dan merasakan apa yang terjadi di lingkungan kehidupan sekitar kita?
Baik secara langsung maupun apa yang kita lihat dan baca di media (TV, radio, internet, medsos dll)?

Bersosialisasi
Seberapa luas pergaulan dan area sosialisasi kita dengan orang lain? Berapa banyak pengetahuan, pengalaman dan kisah orang lain yang dapat kita serap?


Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam proses persiapan menulis:


Menggali dan Menemukan Gagasan/Ide
Pada tahap ini, penulis melakukan kegiatan penggalian gagasan atau ide. Kegiatan ini bisa dilakukan melalui pengamatan baik terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi, imajinasi, dan kajian pustaka. Untuk mempermudah proses penemuan ide, cara efektif yang dapat digunakan adalah melalui brainstorming.

Menentukan Tujuan, Genre dan Segmen Pembaca
Setelah menentukan gagasan/ide, penulis perlu menentukan tujuan menulis, genre yang diikuti serta target segmen pembaca. Sasaran pembaca akan menjadi bahan pertimbangan penting dalam menentukan warna tulisan. Selain itu, kita harus memastikan bahwa tulisan yang kita hasilkan akan marketable

Menentukan Topik
Penentuan topik dilakukan setelah penulis menetapkan untuk apa menulis, genre apa yang dipilih dan siapa sasaran pembacanya. Misalnya, tujuan menulis untuk memberikan informasi yang benar tentang kesehatan. Genrenya tulisan populer. Jika sasarannya adalah orang tua (manula), maka penulis bisa menentukan tulisan misalnya dengan topik “Hidup sehat di usia senja”.

Membuat Outline
Outline merupakan bentuk kerangka tulisan. Kerangka tersebut menunjukkan gambaran materi yang akan ditulis. Menulis outline cukup dengan garis besarnya saja. Karakteristik outline yang baik memiliki kesederajatan yang logis, kesetaraan struktur, kepaduan, dan penekanan.

Mengumpulkan Banyak Materi/Buku
Penulis wajib membaca banyak buku dan sumber bacaan lain untuk memperkaya perspektif dan referensi. Selain itu agar semakin banyak ide atau gagasan yang dapat dikembangkan. Apabila sudah menemukan topik, maka bahan bacaan yang dikumpulkan sesuai dengan topik yang sudah ditentukan.

Lantas, bagaimana memulai menulis, jawabannya just do it. lakukan saja. Penulis pemula sebaiknya lebih fokus pada ketekunan (persistence) dalam proses menulis. Menulis itu harus sabar. Tulislah semampu kita terlebih dahulu. Jangan berfikir harus sempurna, dan jangan terlalu idealis. Yang penting, kemauan untuk menulis harus terus dipupuk. Yang terpenting juga, menulislah sekarang juga, jangan ditunda-tunda.(*)

Post a Comment

أحدث أقدم