Modo sebuah siang, pada bilangan angka dua di bulan Februari 2019. Setelah agenda 'ngopi jauh' ngopi sengkuni 2019 di Yogjakarta 12-13 Januari bulan lalu, Komunitas Ngopi melanjutkan acara ngopi barengnya di Lamongan selatan. Kali ini, yang menjadi tuan rumah adalah teman-teman dari Kecamatan Modo dengan mengambil lokasi sekolah tempat salah seorang anggota bertugas.

Jika pertemuan sebelumnya sinau bareng berkutat pada diseminasi anggota yang terjaring lolos level 3 PembaTIK yang diselenggarakan Pustekkom Kemdikbud dengan Vlog dan Kelas Mayanya, maka pada acara ngopi bareng kali ini adalah menuju Guru GoBlog dengan segala pernak-perniknya.


Sesi awal dimulai dengan Pak Edi sebagai alumni PembaTIK level 3. Ia memperbincangkan media pembelajaran yang dibuat dan dipraktekkan di kelas. Dalam kegiatan pembelajaran, Pak Edi mengajak anak-anak didiknya membuat rangkaian listrik sederhana untuk trafik light di jalan. Pembelajaran semacam ini tentu lebih menarik. Siswa lebih tertantang dan 'melakukan' secara langsung sehingga mendapatkan pengalaman dalam belajar.

Namun perbincangan tentang media belajar ini tidak berlangsung lama, karena sesi selanjutnya yang terutama adalah perbincangan tentang Guru GoBlog. Ya guru GoBlog tidak pakai K. Yang mengawal sesi ini adalah Diyan Shodik Nur Hadi. Dia bukan lebih mumpuni dari yang lain, tapi pak guru asal maduran ini yang memiliki semangat luar biasa belajar secara otodidak dalam nge-blog. Bahkan akhir 2018 silam, artikelnya yang diposting melalui blog miliknya terpilih sebagai juara 1 Lomba Artikel terkait pembelajaran TIK yang diselenggarakan PB PGRI di Jakarta. Semangat itulah yang ingin ditularkan kepada teman-teman anggota Komunitas Ngopi lainnya.

Sesi berlangsung lumayan lama. Anggota dengan sangat antusias mendengarkan langkah-langkah bagaimana membuat blog, apa itu template, mengapa harus membuat blog, apa yang harus dilakukan jika blog ingin gampang terindeks search engine, dan lain-lain. Anggota komunitas langsung mempraktekkan membuat blog dengan template preimum yang diberikan oleh Sang Pengawal.

Meski bahasan serius, bukan berarti tak ada candaan dan gurauan. Joke-joke segar kerap mewarnai jalannya sesi, sembari meneguk kopi, air mineral, dan makanan ringan yang disediakan tuan rumah. Ketika waktu menunjukkan semakin petang, shalat ashar berjamaah dilakukan di masjid yang tak jauh dari sekolah.

Setelah shalat, agenda sore itu dilanjutkan dengan menggenapkan beberapa bahasan terkait blog yang belum selesai dan agenda ngopi bareng selanjutnya. Menjelang acara berakhir, dipungkasi dengan menikmati suguhan makanan penutup dari tuan rumah, seorang teman dari wilayah utara mengabarkan baru akan bergabung sebab ada agenda yang tak bisa ditinggal. Ia masih dalam perjalanan. Mau tak mau, anggota yang lain menahan diri barang sejenak dengan kopi dan selintingan kretek.

Begitulah sore itu. Agenda ngopi tak hanya sekedar ngopi, tapi ada makna yang ingin diraih. Syukur jika ada karya yang bisa diwujudkan. Setidaknya, silaturahmi dan nuansa persaudaraan akan tetap terjaga dengan ngopi bareng, meskipun pilihan kretek ada kalanya beda. Tidakkah memang harus demikian?(*)

Post a Comment

Previous Post Next Post