Berikut ini adalah berkas Buku Seri Manual GLS: Literasi Berimbang. Download file format PDF.

Buku Seri Manual GLS Literasi Berimbang
Buku Seri Manual GLS Literasi Berimbang

Buku Seri Manual GLS Literasi Berimbang

Berikut ini kutipan teks/keterangan dari isi berkas Buku Seri Manual GLS Literasi Berimbang:

Buku Seri Manual GLS Literasi Berimbang ini diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Manual GLS ini dibuat untuk menyempurnakan kegiatan literasi di sekolah. Dengan tetap berfokus pada upaya untuk menumbuhkan generasi yang memiliki kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah dengan kreatif, mampu berkolaborasi dan berkomunikasi dengan baik, manual ini menyajikan berbagai kegiatan melalui kecakapan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis dengan media multimodal.

Dalam tiga tahun pelaksanaannya, Gerakan Literasi Sekolah (GLS) telah disambut baik oleh sekolah di seluruh Indonesia. Gerakan ini bahkan telah terintegrasi baik dengan program implementasi Kurikulum 2013, Penguatan Pendidikan Karakter, dan program-program Kemendikbud lainnya. Namun demikian, tentunya masih terdapat banyak kendala dalam pelaksanaan GLS di sekolah. Kondisi sekolah yang terpencil, minimnya fasilitas dan infrastruktur pendidikan di banyak daerah, serta keterbatasan bahan bacaan yang sesuai bagi peserta didik hanyalah sedikit dari beragamnya kendala yang harus dihadapi oleh warga sekolah.

Dalam keterbatasan itu, beberapa sekolah telah berinovasi memanfaatkan potensi sekolah dalam mengembangkan kegiatan literasi dengan melibatkan komunitas di sekitar sekolah. Hal ini tentunya patut diapresiasi. Inovasi-inovasi tersebut perlu didukung agar lebih menumbuhkan budaya literasi dan meningkatkan capaian akademik peserta didik secara lebih menyeluruh dan bermakna.

Manual GLS ini dibuat untuk menyempurnakan kegiatan literasi di sekolah. Dengan tetap berfokus pada upaya untuk menumbuhkan generasi yang memiliki kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah dengan kreatif, mampu berkolaborasi dan berkomunikasi dengan baik, manual ini menyajikan berbagai kegiatan melalui kecakapan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis dengan media multimodal. Saya berharap manual ini dapat diimplementasikan dengan optimal oleh warga sekolah, terutama, untuk membumikan penerapan enam literasi dasar, yaitu literasi baca-tulis, numerasi, literasi sains, finansial, digital, serta literasi budaya dan kewargaan peserta didik kita.

Mengenal Literasi Berimbang

Literasi Berimbang merupakan pendekatan pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan memahami dan menghasilkan informasi. Istilah ‘berimbang’ mengacu pada pandangan bahwa siswa belajar menjadi pembaca yang memerlukan berbagai kesempatan berbeda untuk belajar. Keseimbangan diperoleh melalui gabungan berbagai strategi pembelajaran dengan tujuan menghasilkan pembelajar yang kompeten dan literat.

Kelompok kegiatan membaca memberikan waktu bagi siswa untuk membaca, dengan bimbingan guru/pendamping yang juga cinta membaca, mempunyai kesempatan untuk berbicara dan menulis tentang teks yang dibaca, dan mendapatkan bimbingan eksplisit tentang keterampilan dan strategi untuk menjadi pembaca yang baik.

Siswa yang masih mengalami kesulitan membaca perlu diberik kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan membaca bersama dan membaca nyaring. Siswa juga membutuhkan kesempatan untuk belajar dari komponen lain dalam literasi berimbang, terutama komponen menulis. Mereka perlu belajar tentang aturan bahasa tulis, misalnya ejaan, tata bahasa, dan tanda baca. Siswa juga perlu belajar tentang kosakata, baik maknanya maupun ejaannya. Selain itu, siswa perlu dipaparkan pada karya sastra dalam bentuk yang sederhana melalui kegiatan membacakan nyaring dan berbincang tentang buku.

Dalam literasi berimbang, guru diharapkan menyediakan waktu untuk membacakan cerita/buku beberapa kali dalam seminggu. Tak kalah pentingnya adalah kesempatan untuk membaca berbagai jenis teks terkait dengan bidang studi dan bagaimana mengembangkan strategi pemahaman berbagai teks tersebut.

Secara singkat, literasi berimbang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Mengembangkan kompetensi semua siswa dengan memanfaatkan berbagai bahan ajar, sarana, dan strategi.

b. Menekankan perkembangan bahasa lisan, kemampuan berpikir dan berkolaborasi sebagai dasar pembelajaran literasi.

c. Menggunakan asesmen formatif sebagai panduan pembelajaran dan untuk menentukan tingkat dukungan yang perlu diberikan kepada siswa.

d. Memberikan instruksi yang eksplisit untuk keterampilan memecahkan masalah dan berpikir strategis. 

e. Memberikan waktu khusus tanpa interupsi untuk pembelajaran literasi.

f. Memenuhi kebutuhan pembelajaran dan literasi secara individu.

Komponen Literasi Berimbang

a. Membaca nyaring/Membaca dengan pemodelan.
b. Membaca Bersama.
c. Membaca Terpandu.
d. Membaca Mandiri.
e. Menulis dengan pemodelan.
f. Menulis Bersama.
g. Membaca Terpandu.

Literasi Berimbang di SD Kelas Awal dan Kelas Tinggi
a. Pembelajaran literasi mendapatkan waktu khusus setiap hari tanpa interupsi pelajaran lain. Total waktu untuk pembelajaran literasi berimbang sekitar 100-120 menit.

b. Setiap hari, siswa membaca teks yang dipilih sendiri. Siswa membaca untuk memahami teks. Hal ini berarti bahwa guru harus mengajarkan dan memodelkan strategi pemahaman teks secara eksplisit agar siswa dapat mempraktikkannya sendiri.

c. Setiap hari, siswa berbicara dan berbincang secara terstruktur tentang teks yang dibacanya. Kegiatan ini berdasarkan pandangan bahwa berbicara melibatkan proses berpikir dan merupakan dasar literasi.

d. Setiap hari, siswa mendengarkan orang dewasa membacakan teks agar mereka dapat mendengarkan bagaimana caranya membaca efektif dan juga mengembangkan apresiasi terhadap kegiatan membaca.

e. Setiap hari, siswa menulis sesuatu yang bermakna. Menulis setiap hari memberi fondasi latihan yang berharga, kesempatan untuk mendapatkan umpan-balik dan koreksi atas tulisan mereka.

f. Topik-topik pembelajaran tematik digunakan dalam waktu literasi untuk mencapai tujuan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara, selain tentunya mencapai tujuan pembelajaran tematik itu sendiri.

g. Pembagian waktu tiap komponen literasi berimbang

Pengembangan Lingkungan Kaya Teks

Lingkungan yang mendorong pengembangan keterampilan berbicara, menyimak, membaca, dan menulis dapat dikondisikan melalui berbagai cara dan media, termasuk cetak dan digital.

Asesmen

1. Cara cepat mengases ketepatan membaca

Ada beberapa cara sederhana yang dapat digunakan guru untuk menilai kemampuan membaca siswa secara cepat dan mudah. Guru dapat melakukannya kapan saja di antara asesmen formal. Dalam mengases ketepatan membaca, guru memberikan buku yang belum pernah dibaca oleh siswa sebelumnya. Siswa diminta membaca buku/teks secara nyaring, dan guru mencatat ketepatan, kelancaran, dan pemahaman membaca siswa.

2. Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan guru dalam mengases ketepatan membaca
a. Gunakan di awal tahun pelajaran
b. Gunakan di antara waktu asesmen formal
c. Gunakan untuk menentukan apakah buku yang dibaca ada pada jenjang yang tepat.
d. Gunakan untuk memantau perkembangan siswa setelah sesi membaca terpandu
e. Gunakan secara cepat dalam menentukan titik awal untuk menempatkan jenjang siswa dalam sesi membaca mandiri.

Cara I: dengan menggunakan 10 jari
  1. Tandai 100 kata dalam satu buku berjenjang.
  2. Saat siswa membaca, hitung dengan jari setiap kali siswa membuat kesalahan.
  3. Dalam 100 kata, bila ada lima kesalahan, maka teks yang dibaca dapat digunakan untuk membaca mandiri (96-100% akurat).
  4. Dalam 100 kata, bila ada 6-10 kesalahan, maka teks tersebut digunakan sebagai bahan pembelajaran untuk siswa tersebut (90-95% akurat).
  5. Dalam 100 kata, bila ada lebih dari 10 kesalahan, maka teks tersebut terlalu sulit untuk siswa yang diases.

Cara II: dengan menggunakan kalkulator (bila panjang teks yang dipakai tidak sampai 100 kata)
  1. Hitung jumlah kesalahan saat siswa membaca buku.
  2. Kurangi jumlah kata dengan jumlah kesalahan.
  3. Bagi hasilnya dengan jumlah kata.
  4. Hasil pembagian adalah tingkat ketepatan membaca siswa tersebut.
  5. Berikut rumus yang dapat digunakan: Jumlah kata - jumlah kesalahan dibagi Jumlah kata = tingkat ketepatan membaca.

    Download Buku Seri Manual GLS Literasi Berimbang

    Selengkapnya mengenai susunan dan isi berkas Buku Seri Manual GLS Literasi Berimbang ini silahkan lihat dan unduh pada link di bawah ini:

    Buku Seri Manual GLS Literasi Berimbang



    Download File:
    Download Buku Seri Manual GLS: Literasi Berimbang.pdf
    Sumber: https://www.kemdikbud.go.id

    Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai keterangan berkas dan share file Buku Seri Manual GLS Literasi Berimbang. Semoga bisa bermanfaat.

    Post a Comment

    Previous Post Next Post