Iklan Hago Lecehkan Guru |
Sudah pasti karena pegal, si murid berusaha menurunkan kakinya, sedikit demi sedikit, sembari pandangannya mencari celah kelengahan gurunya. Belum kesampaian niatnya, pak guru memalingkan wajah angkernya dengan mengeluarkan suara. Tentu saja si murid kian gemetar, kaki yang semula hendak diturunkan, diangkat lagi tinggi-tinggi. Seisi kelas menunduk berjamaah, senyap tak bersuara.
Lalu, seorang murid datang terlambat dengan ekspresi jumawa. Berbanding terbalik dengan keadaan sebelumnya, ekspresi galak sang guru tiba-tiba melunak. Pak guru melongo dengan isi kepala entah menggambarkan apa. Alih-alih bersikap layaknya guru memperingatkan murid yang datang terlambat, ia malah seperti kerbau dungu dicocok hidungnya, atau lebih tepatnya jongos yang menyambut majikan. Pak guru menunduk-nunduk hormat, sambil membantu melepaskan tas si murid, pak guru membawa dan mengiringi murid berjalan ke tempat duduk.
Si murid dipersilahkan, duduk jumawa dengan dagu diangkat tanpa berkata apa-apa, diikuti pandangan takjub murid lainnya. Apa pasalnya murid yang datang terlambat itu diperlakukan demikian? Ternyata si murid songong itu memiliki keahlian bermain game online. Alamakkkk!!!
Akhir cerita, si guru yang tak jago main game itu duduk berdampingan dengan si murid di sebuah taman. Mereka berdua asyik bermain game online melalui gawai masing-masing. Pak guru selalu kalah. Sikap dan ekspresi pak guru mirip pecundang.
Itulah gambaran Iklan Game Online Hago yang tayang di youtube dan sejumlah stasiun televisi beberapa waktu terakhir. Entah, bagaimana sebetulnya cara berpikir si pembuat iklan, materi iklan yang mengusung tagline semua bisa jago dengan main hago itu sangat melecehkan martabat seorang guru. Hanya karena siswa pintar bermain game online, bagaimana seorang guru digambarkan demikian naif dan tak bermartabat. Wajar jika iklan tersebut menuai kecaman dari netizen, terutama dari mereka yang berprofesi sebagai guru.
Rina Maruti misalnya, seorang guru SMA asal jawa barat itu menuliskan protesnya melalui status facebook miliknya. Status berjudul Negeri Edan itu mengecam iklan yang dianggap melecehkan martabat guru itu. Rina betul-betul tak habis pikir, di tengah gencarnya pendidikan karakter, bagaimana video iklan yang sama sekali tak mengindahkan urusan karakter itu bisa lolos sensor.
Baru sehari ditulis, status Rina tersebut telah 12 ribu kali dibagikan di linimasa facebook, pertanda banyak netizen mendukung dan setuju dengan keluhannya. Tak hanya itu, gegara iklan game online itu, bahkan sebuah petisi dilayangkan pada KPI dengan tuntutan agar iklan tersebut dicabut dari peredaran.
Siapapun patut mengelus dada. Meski zaman sedang berada pada revolusi industri 4.0, sehingga generasi milenial akrab dengan teknologi gawai dengan beragam fiturnya, bukan berarti murid bisa berlaku semaunya ketika di sekolah, apalagi berhadapan dengan gurunya dari generasi old yang mungkin terbata-bata dalam mengikuti perkembangan zaman. Lagipula, adakah guru yang berlaku seperti digambarkan video itu dalam kenyataannya?
Petisi Iklan Hago Melecehkan Guru |
Respon Cepat Hago Indonesia
Media Sosial memang dahsyat. Setelah status protes Rina Maruti itu dibagikan oleh ribuan orang dalam waktu singkat, pihak Hago Indonesia bertindak cepat dengan menghubungi pemilik status melalui inbox untuk meminta maaf. Permintaan Maaf dari Hago tersebut kemudian dijadikan status facebook oleh Rina Maruti (13/05):Klarifikasi Game Online Hago dalam Status Rina Maruti |
Oleh karena itu, Hago Indonesia mengaku menyesal dan menginformasikan bahwa video iklan tersebut telah dihapus dari seluruh chanel televisi dan akun resmi milik Hago. Saya lantas mencoba membuka link youtube video iklan tersebut, dan ternyata memang sudah dihapus.
Iklan Game Online Hago yang telah Dihapus di Youtube |
Berikut pernyataan resmi dari Hago Indonesia:
Pernyataan Resmi Permintaan Maaf Hago Indonesia |
Bangsa ini memang ajaib. Berkali-kali kesalahan serupa pernah terjadi, tapi entahlah, sepertinya pelakunya tak pernah belajar dari kesalahan.(*)
Post a Comment